Demam lampu merah

By 12:13 AM

pagi ini aku bergegas mencium punggung ibuku dan segera pergi ke sebuah tempat. ditepi jalan tepat 100m dari gang rumahku, aku menunggu sahabatku menjemputku untuk pergi bersama ke sebuah tempat pelatihan ato apalah yang jelas disini aku belajar bagaimana menjadi seorang bartendris profesional. ya ditempat ini aku belajar apa itu sebuah minuman beralcohol, sebuah hitungan, sebuah campuran dan gak lupa sebuah rasa oya ada yang aku lupakan tentunya sebuah style juggling yang sedikit harus dimiliki seorang pehuni bar.
hmmm.... gak kerasa waktu 3 jam sudah dilewati bersama teman lainnya. cukup menyenangkan.
seperti biasa rutinitas aku setelah dari sekolah langsung menuju tempat dimana aku mencari sebongkah harta...
hahahaha... ya tempat aku bekerja!
sore itu waktu menunjukan pukul 3 sore, ditengah - tengah jalan sahabatku mencetuskan ide untuk aku mengendarai motornya dan memboncengnya... busetttt..! "secara gue gak lancar bawa motor !".
tapi dengan sebuah kepercayaan diri akhirnya aku mengiyakan ide sahabatku ini. ya memang sedikit gugup tapi aku bisa mengendarai motor itu.
sampai pada suatu daerah, dimana aku tengah fokus memahami sang motor, aku tak sadar kalau - kalau lampu merah menyala. aku sempat bingung sambil mengkernyitkan dahiku, "ko mobil disekitarku pada mengendarainya pelan semua, ada apa?"tanyaku pada hati. tapi aku mengacuhkannya.
sampai saat aku hampir sampai digaris polisi, aku terus mengendarai motor sahabatku pelan dan penuh kehati - hatian, sahabatku mengagetkanku dan memberitahu "awas lampu merah".
keseimbanganku goyah, kekuatan dalam tubuhku kalah oleh beratnya sang motor. sampai akhirnya aku menyerempet mobil disampingku."untung aku dan sahabatku gak jatoh"dalam kekhawatiran, aku masih merasa beruntung. tapi aku tak sadar akan sebuah mobil yang telah aku gores tadi. dengan wajah sok cuek, aku tak mempedulikan mobil itu. beruntungnya aku tak ditodong untuk menganti kerusakan mobilnya.
setelah itu aku meneruskan perjalanan menuju tempatku bekerja,sampai dipelataran tempat kerjaku, aku turun dan menyerahkan kembali motornya pada sang teman yang sejak dari tadi menertawakanku. aku menyeringai dan segera masuk, mencoba untuk menenangkan diri padahal hatiku masih berdebar kencang.
tapi dengan kejadian itu aku punya sedikit keberanian untuk memakai motor,,,, thanks ya kawan.

You Might Also Like

0 comments

Silahkan berkomentar apa saja asalkan sopan. Terima Kasih.